Sinergitas dan Harmonisasi Perencanaan Pembangunan Daerah Bidang Perekonomian

  • icon admin
  • icon 22 Sep 2021
image
Kordinasi dan Harmonisasi bidang ESDA

Bappelitbangda - Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam melaksanakan rapat koordinasi kegiatan sinergitas dan harmonisasi perencanaan pembangunan daerah bidang ekonomi dengan tema Daya tarik industri kreatif dalam rangka meningkatkan atensi pariwisata dan upaya Dinas UMKM Provinsi Jawa Barat dalam rangka meningkatkan daya beli masyarakat pada saat kondisi pandemi covid-19.

Adapun kegiatan ini bertujuan agar dalam menyusun Rencana Kerja Tahun 2022, perangkat daerah lingkup bidang ekonomi dan sumber daya alam dapat bersinergi dengan program pembangunan di Provinsi Jawa Barat.

Sesi Pertama dimulai dengan pemaparan materi Upaya Dinas UK Jabar Dalam Rangka Meningkatkan Daya Beli Masyarakat Pada Saat Pandemi Covid-19 yang disampaikan oleh Dr. Daniar Ahmad Nurdianto, Widyaiswara Ahli Madya, UPTD Pendidikan Pelatihan Perkoperasian dan Wirausaha Jawa Barat.

Pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan daya beli masyarakat yang berdampak ke penjualan produk UMKM. Menurut Asosiasi UMKM Indonesia Tahun 2021 pendapatan sektor UMKM mengalami penurunan hingga 80%. Selain itu pandemi ini juga berdampak terhadap 14.991 para pelaku ekraf (Disparbud Jabar, 2020) dan 26.67% pengusaha kuliner terpaksa merumahkan pegawainya (AKAR Jabar, 2020).

Sehubungan dengan hal tersebut perlu disusun strategi yang tepat untuk memulihkan kondisi ekonomi Jawa Barat khususnya produk UMKM yaitu dengan (1) Mengidentifikasi Usaha Kecil (UK) yang terkena dampak; (2) Menyiapkan stimulus daya beli produk UK; (3) Gerakan belanja produk UK; (4) Sosialisasi restrukturisasi kredit bagi UK; (5) Mendorong penjualan UK produsen masker; (6) Mengarahkan UK/unit usaha pesantren untuk beralih ke jenis usaha yang dapat “survive” di masa dan pasca pandemi dalam setiap kegiatan dinas; (7) Berkolaborasi dengan perusahaan besar untuk menjadi offtaker produk UK/unit usaha pesantren; (8) Memberikan pelatihan bagi UK/unit usaha pesantren secara flexible (online); (9) berkolaborasi dengan portal e-commerce dan logistik untuk meningkatkan omzet UK/unit usaha pesantren; (10) Standarisasi produk UK khususnya standar kesehatan; (11) Pengembangan kemasan produk yang “praktis” dan tahan lama; (12) Inklusi keuangan bagi UK agar dapat melaksanakan pembayaran non tunai (13) Pengembangan Circular Economy; (14) UMKM Siap Ekspor.

Pada sesi kedua, materi yang disampaikan adalah Pengembangan Ekonomi Kreatif Pendukung Pariwisata di Jawa Barat saat Pandemi oleh Widianto Nugroho Adi, ST.,MT, Kepala Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan data BPS (2020), pariwisata di Jawa Barat berhasil mendatangkan 31.610 wisatawan mancanegara dan 35.577.849 wisatawan domestik. Jumlah tersebut berkurang jauh dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2019. Untuk itulah, 5 Pilar pemulihan Pariwisata dibuat sebagai strategi pemulihan pariwisata Jawa Barat yaitu (1) Kebudayaan; (2) Kelembagaan; (3) Destinasi; (4) Industri dan (5) Pemasaran. Diharapkan dengan 5 pilar pemulihan tersebut, trend pariwisata Jawa Barat yang millenials, penuh adventure, female solo travel, kuliner, responsible tourism, mobile photogaphy dan bleisure (business dan leisure) dapat kembali menjadi daya tarik bagi pelaku pariwisata Jawa Barat.

 Terkait dengan pariwisata di Kota Bekasi perlu melihat outlook pariwisata di Kota Bekasi saat ini. Perlunya mengidentifikasi demand saat ini misalnya berapa jumlah orang yang datang ke Kota Bekasi pada saat akhir pekan, lokasi apa saja yang paling banyak dikunjungi misalnya restoran, mall, cafe, taman kota (public space) dll. Apabila kita sudah mendapat data base dari hasil-hasil tersebut diatas maka akan terlihat core pariwisata Kota Bekasi seperti apa.

Pengembangan pariwisata dan budaya tidak bisa hanya dilakukan oleh pemerintah daerah saja, tetapi perlu melibatkan pihak lain mengingat sektor ini memiliki multiplier effect yang sangat besar di masyarakat. Untuk mengoptimalkan budaya dan pariwisata di Kota Bekasi saat ini, perlu memviralkan sesuatu melalui peran media sosial. Generasi Milenial punya peran yang sangat penting dalam mempromosikan peningkatan dan pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif melalui konten-konten medsos yang menarik.

 Kesimpulan dari hasil kegiatan ini adalah strategi pembangunan KUKM bisa dilakukan melalui 4 strategi utama yaitu strategi kebijakan, strategi kelembagaan, strategi pendanaan Program dan Pembiayaan KUK, dan Strategi Regulasi. Pola kerjasama “Pentahelix menjadi gerakan massif untuk menanggulangi keberlanjutan dampak pendemic terhadap unit usaha. Perangkat Daerah Kota Bekasi harus bersinergi dengan program Pemerintah Provinsi dalam memerangi dampak covid-19 terhadap unit usaha melalui mengidentifikasi unit usaha terdampak, menyiapkan stimulus daya beli produk UK, gerakan belanja produk UK, kolaborasi dengan perusahaan besar untuk menjadi offtaker produk UK dll. Perlunya memanfaatkan keberadaan generasi millenial dalam pengembangan sektor pariwisata dan budaya.

Demikian notulensi rapat koordinasi kegiatan sinergitas dan harmonisasi perencanaan pembangunan daerah bidang ekonomi ini dibuat sebagai bahan lebih lanjut.